Lipsus Sambut Pemilu 2024!! Generasi Milenial Lamongan Pilih Pemimpin Yang IDEAL.

Sambut Pemilu 2024!! Generasi Milenial Lamongan Pilih Pemimpin Yang IDEAL.

Sambut Pemilu 2024!! Generasi Milenial Lamongan Pilih Pemimpin Yang IDEAL.

Kabar1lamongan.com – Menyongsong Pilkada serentak tahun 2024 kali ini, adalah peluang dan celah Generasi milenial untuk tampil di kontestasi Pemilu Legislatif 5 tahunan itu. Pemilu Legislatif (Pileg) kali ini akan menjadi gerbang bagi generasi muda milenial untuk tampil sebagai salah satu pilihan calon pemimpin baru.

kita lihat saja dinamika politik indonesia di beberapa daerah sudah terjadi, muncul calon-calon baru muda dengan berbagai peluang lahirnya pemimpin baru millenial itu. Hal ini sudah terjadi pada masa demokrasi saat ini, masyarakat ingin pemimpin yang segar, track record baik dan memiliki visi misi yang murni, pemimpin yang baik tidak saja dapat dilihat dari sisi pengalaman yang dimilikinya namun dinilai dari kemampuan dan kualitas diri.

Mendekati generasi Milenial bukan tanpa tantangan, seperti pada saat pemilu tahun 2014 lalu dan juga pemilu tahun 2019 yang memberikan label kepada generasi millenial sebagai, “The Me Me Me Generation”. Generasi Millenial dinilai sebagai generasi yang individualistik, sangat tergantung pada teknologi dan apatis terhadap Politik.

Menurut Kepala FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan, M.Ferry Fadli, “Politik itu seni, Art of possible segalanya bisa saja terjadi.” Generasi muda harus pilah pilih, Cerdas Memilih !! Generasi Milenial Lamongan harus pilih pemimpin yang IDEAL (disingkat-red), dijabarkan olehnya Pemimpin harus punya Intelektual yang baik, Dekat dengan masyarakat, Energik, Amanah, dan adiL.

“Di tengah pandangan bahwa generasi milenial adalah generasi yang apatis terhadap politik dunia justru sedang mengalami naik daunnya politik anak muda atau politik milenial terlepas dari apapun pandangan politik yang mereka yakini trend politik milenial di dunia sebenarnya bisa diartikan tumbuh nya kesadaran politik milenial. Tentu saja Ini masih jauh dari cukup hasil-hasil survei gamblang menunjukkan bahwa kesadaran politik milenial harus menjadi perhatian bersama di Indonesia, kita melihat apatisme milenial terhadap politik tak lepas dari persepsi bahwa “politik itu kotor” karena mereka hampir setiap hari disuguhi dengan pemberitaan tentang pejabat publik yang menggunakan rompi oranye KPK,” Terangnya. Rabu, (20/09/2023).

Tambahnya, yang harus menjadi perhatian bersama, Tentu saja Pernyataan di atas harus di justifikasi oleh survei mengenai alasan milenial apatis berpolitik.

Mengkutip isi artikel “The Guardian,” karya Daniel witthenberg pada 2013 ditulis, mengenai anak muda dan politik menceritakan bagaimana ia dan anak muda lainnya tertarik dengan isu-isu yang berkaitan dengan masa depannya seperti tentang akses pendidikan, pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan rumah murah bahkan dengan tegas menyatakan bahwa sesungguhnya anak muda tertarik dengan politik dan tidak pernah tapi tidak pernah diberi kesempatan dalam dunia politik, atau seperti juga bahasa tentang Pemimpin era millenial, buku dengan judul “Pemimpin Kreatif Era Milenial” Karya Ridwan Kamil itu juga gambaran tentang dunia Politik era sekarang,” kata kader bela negara itu.

Melihat trend itu jika partai politik yang tidak menyiapkan calon kader mudanya yang berkualitas, untuk disajikan sebagai pilihan terbaik di masyarakat, maka akan terancam dengan tampilnya tokoh muda sebagai penantang, atau dari kalangan millenial akan lahir sesuai dengan karakter daerahnya. Di Samping itu masih ada faktor sejarah daerah yang bisa membentuk calon pemimpin muda lebih Kritis, Dinamis dan Masif.

Foto: Kader Bela Negara FKBN Saat Diskusi Kebangsaan dan Peran Pemilih Muda Cerdas Pemilu 2024 Saat Temu Kader di Onnea Cafe.

Perpolitikan saat ini harus menjadi tempat kawah Candradimuka yang bisa menghasilkan pemimpin muda yang bagus dan kuat untuk menjadi garda terdepan regenerasi pemimpin muda di Kabupaten Lamongan. Apa lagi era sekarang jumlah pemilih kelompok milenial merupakan yang terbesar.

“Kita lihat data penduduk kabupaten lamongan data BPS sensus tahun 2019, total penduduk 1.373.390 jiwa, jumlah penduduk usia muda yang tergolong generasi Millenial umur 17 – 40 tahun mencapai total kurang lebih 450.000 jiwa penduduk. Jumlah ini berarti kurang lebih sekitar 45 persen nya adalah generasi milenial yang merupakan usia produktif, ” ujar Kepala FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan.

Tentu saja hajatan lima tahun sekali ini pada 14 Februari 2014 nanti, akan membuka kesempatan yang luas bagi generasi muda untuk tampil Gemilang diawali dengan langkah partai politik untuk meramu calon yang diunggulkan baik dari generasi tua maupun calon muda yang bisa tampil lebih Prima.

Senada, juga di ungkapkan oleh salah satu Kader Bela Negara Lamongan, Rikki Aghata, menurutnya, Di era Tekhnologi ini tidak bisa dipungkiri pemimpin yang dibutuhkan masyarakat muda adalah pemimpin yang bisa berpikir kreatif dan dinamis, di dukung kapasitas dan kapabilitas sehingga tidak membuat partai politik miskin ide dalam menjalankan dan melahirkan calon pemimpin mudanya.

Memang setiap partai politik punya mekanisme dan kebijakannya sendiri, Mungkin saja akan terjadi penggabungan antara tokoh tua dan muda bahasanya Fusion, gabungan antara dua elemen yang berbeda tetapi dapat menghasilkan pasangan yang bagus untuk membangun bangsa dan daerah. Penggabungan paket tua dan muda untuk tampil sebagai pilihan dewan legislatif baik di tingkat daerah, propinsi maupun pusat. atau mungkin pada pemilu kepala daerah nanti, hal itu sudah terjadi di beberapa daerah sejak tahun 2019 lalu seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat pada Pilkada serentak.

Kader Bela Negara Lamongan, Rikki Aghata, MPO Korwil 1 Lamongan FKBN Bakorda Kabupaten Lamongan.

“Di tengah mekanisme partai politik Dalam mengemas calon pemimpin yang bisa meraup suara dari berbagai kalangan masyarakat, kesempatan pada anak muda untuk ikut menjadi kontestan pilkada jika tidak terakomodir dengan baik, maka akan menjadi Boomerang bagi Partai Politik itu sendiri. Dengan adanya rasa tidak percaya masyarakat dengan partai politik, dan adanya Track Record generasi sebelum nya maka akan menjadi peluang lahirnya calon Calon Muda baru sebagai penyegar yang lebih energik akan menjadi pemenang hati masyarakat,” tegas MPO wilayah 1 Kader Bela Negara Lamongan itu.

Dalam kesempatan yang sama juga di ungkapkan oleh, Ugik Waluyo Kepala Riset dan analisa data LRI (Lamongan research Independent), ”Partai politik di nilai gagal, jika tidak bisa untuk memilih dan merekrut calon pemimpin dari zaman ke zaman, waktu ke waktu, Ketika suatu daerah masyarakatnya sudah mengalami kemandekan dan mengalami kejenuhan dalam berpolitik kemungkinan calon-calon itu, yaitu calon calon generasi muda akan muncul dengan potensi menarik Perhatian dan Hati masyarakat akan ada dan tidak tertutup kemungkinan itu akan bisa terjadi,” ungkapnya.

Seperti yang sudah terjadi di beberapa daerah dengan munculnya Pemimpin baru millenial tersebut seperti Nur Arifin bupati Trenggalek yang masih berusia 25 tahun, Emil Dardak Wakil gubernur Jawa Timur yang berusia 36 tahun, wakil bupati Deiyai papua berusia 28 tahun, gubernur NTB M.zainul majdi yang berusia 36 tahun, gubernur Lampung M.Ridho ficardo Berumur 33 tahun, bupati Bangkalan M.makmun Ibnu fuad di usia 26 tahun, Sigit Purnomo atau Pasha Ungu saat di lantik menjadi wakil bupati Palu pada 2016 lalu juga tergolong usia milenial yaitu 36 tahun dan Masih banyak lagi daftar Pemimpin muda dengan usia muda yang masuk dalam Kategori Generasi Millenial.

Jumlah Pemilih Muda di indonesia mencapai 60%, Bakal Jadi Penentu Pemilu 2024 nanti. Ugik juga mengatakan bahwa Pemilu 2024 nanti akan didominasi pemilih muda. Pemilih dengan rentang usia 17-40 tahun itu mendominasi hingga 60 persen atau sekitar 110 juta dari total pemilih.

Gambar: Sukseskan Pemilu 2024, My Vote My Voice – My Vote My Future !! Ayo Anak Muda Melek Politik dan Jadi Pemilih Cerdas.

“Suka tidak suka bahwa pada pemilu 2024 nanti, 60 persen pemilih adalah anak muda. Anak muda akan menjadi penentu yang tidak bisa diabaikan,” ujarnya.

Pasalnya, pemilih muda merupakan generasi yang melek teknologi. Dengan didominasi pemilih muda, hal itu menjadi peluang sekaligus tantangan. Pemilih muda merupakan penentu masa depan bangsa, sehingga keterlibatan mereka sangat penting dalam proses demokrasi. Digital dan sosial media menurutnya bisa mempengaruhi masyarakat secara cepat dan meluas.

“Generasi muda, generasi kita, harus bisa memilih dan menentukan pilihan yang benar dan teman-teman muda harus menjadi agen perubahan, Lantas generasi muda harus menjadi pemilih cerdas!?, “Isu yang menjadi konsen anak muda itu patut di jawab,” Ucapnya.

Para Pemilih muda juga konsen pada isu-isu uang lebih global seperti pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, Sosial, Pendidikan dan lainnya. Lantas, partai politik atau para politisi sudah seharusnya memiliki visi dan misi yang selaras dengan harapan anak muda. (*Fkbn/red)