Warga Keluhkan Bau Limbah, Diduga Dari Pabrik Gula KTM Ngimbang.
Kabar1lamongan.com – Masalah bau tak sedap yang diduga berasal dari limbah Pabrik Gula (PG) Kebun Tebu Mas (KTM) Ngimbang kembali menimbulkan keluhan warga sekitar. Pada Rabu (10/7/2024), warga melaporkan bahwa limbah pabrik yang dibuang ke kali Lamong telah mencemari air, membuatnya tidak layak untuk digunakan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamongan Andhy Kurniawan, dalam konfirmasi melalui pesan WhatsApp, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan tertulis terkait masalah ini kepada pabrik.
“Sudah kami tegur secara tertulis, untuk rincian lebih lanjut dapat dilihat di kantor kami,” ujar kepala dinas DLH Lamongan.
Pendekatan serupa juga dilakukan oleh Kepala Desa Lamongrejo, Suroso, bersama Forkopimcam dan Kepala Desa se Kecamatan Ngimbang, yang telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik gula. Mereka mendesak agar pabrik segera menyelesaikan masalah bau yang mengganggu tersebut.
“Kami bersama aparat kecamatan, kepolisian, TNI, dan kepala desa se Kecamatan Ngimbang telah mengunjungi pabrik, meminta agar bau ini segera hilang, dan pihak KTM telah berjanji bahwa akhir bulan Juli ini bau akan tidak lagi tercium,” ungkap Suroso.
Warga sekitar, yang telah lama mengeluhkan masalah ini, menyatakan bahwa bau tak sedap dari pabrik telah menjadi perbincangan umum di Lamongrejo dan sekitarnya selama dua tahun terakhir. Hal ini sangat mengganggu pengunjung warung-warung di sekitar pabrik.
“Kami sudah sering mengeluhkan, tapi tidak ada perubahan. Kami hanya bisa merasakan dampaknya, kami sebagai warga harus menerima risiko ini. Ini sudah seperti kebiasaan,” kata salah seorang pemilik warung.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menambahkan bahwa bau tersebut tidak hanya terbatas di sekitar pabrik, tetapi juga mencemari lingkungan sekitarnya dengan limbah yang membuat air di kali Lamong berwarna hitam.
“Baunya sudah tersebar luas, saya sendiri tinggal dekat dengan PG dan sudah terbiasa mencium baunya. Pernah hilang, tapi sekarang kembali lagi. Yang lebih buruk lagi, kami tidak bisa menggunakan air dari sungai Lamong karena warnanya sudah hitam karena limbah pabrik,” ujarnya.
Dinas terkait terus memantau perkembangan situasi ini sambil memastikan agar pabrik mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini sesegera mungkin, demi kesehatan dan kesejahteraan warga sekitar.(**)










