Peringatan Haul KH Abdul Mu’thi dan KH Muh Ihsan Yang Ke 34
Kabar1lamongan.com – Peringatan Haul yang ke 34 KH Abdul Mu’thi dan KH Mohammad Ihsan yang digelar di Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum Desa Manyar, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan dihadiri Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa. Ahad (21/1/24).
Selain KH Zulfa Mustofa, turut juga hadir KH Muhammad Toha (Gresik), KH Makmun Afandi Ketua PCNU Babat dan KH Abu Na’im Rois Syuriah MWC NU Sekaran dan beberapa tamu undangan lainnya.
KH Nurul Utsman selaku Pengasuh Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum Manyar menyampaikan “mengucapkan banyak terima kasih, atas kedatangan para tamu undangan dan semoga dalam majlis haul ini, Pondok Pesantren mendapatkan keberkahan dan kebermanfaatan”.
Acara haul semacam ini, sudah banyak diselenggarakan diberbagai daerah, tidak menghitung berapa jumlah haul yang sudah terselenggara, bahkan jumlah bisa mencapai ribuan diberbagai daerah karena banyaknya jumlah ulama Nahdlatul Ulama diberbagai daerah.
KH Zulfa Mustofa dalam kesempatan itu menyampaikan dalam ceramahnya “Organisasi Islam yang memiliki ulama paling banyak dan yang paling lengkap adalah Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama itu mempunyai ulama yang sangat masyhur yakni ulama ahli wirid dan riyadhoh”.
“Kyai-kyai semacam ini, di Nahdlatul Ulama jumlahnya sangat banyak, sampai tingkat kecamatan hingga desa itu sangat banyak kyai-kyai keramat yang doanya mustajabah sampai sekarang” lanjutnya.
Bahkan yang sering kali tidak dikenal masyarakat, padahal beliau adalah orang yang doanya mustajabah. Kalau dalam bahasa Arab disebut Du’a al-Mustajab, atau al-Ad’iyyah al-Mustajabah.
Tapi kalau di Nahdlatul Ulama, ulama yang paling banyak adalah ulama yang bergerak didunia pendidikan seperti mendirikan pesantren dan madrasah.
KH Zulfa Menjelaskan “Ulama yang dikatakan keramat adalah ulama yang mengajar mengaji secara istiqamah sampai sepanjang hidupnya meskipun dengan gaji yang sangat kecil”.
“Salah satu cara jalan yang paling cepat menjadi wali adalah duduk mengajar mengaji di madrasah. Makanya wali paling banyak adalah dari jalan jalur mengajar mengaji”.
Pelajaran dari huruf Hijaiyah, Makhorijul Huruf, Akhlakul Lil Banen, Dari sinilah anak-anak kita, kemudian bisa membaca Al Qur’an, faham sopan santun dan tata krama.
Penulis : Muhammad Nur Rofiq










