Tantangan Dalang untuk Bisa Ajak Generasi Masa Kini Melihat Wayang Kulit
Kabar1lamongan.com – Wayang kulit menjadi salah satu kesenian masa lalu yang dimiliki Jawa sebagai sarana berdakwah, hiburan, sarana pendidikan karakter dan nilai moral, informasi, media pemahaman filosofi hidup, serta sarana pelestarian dan pengembangan budaya.
Sering dijumpai saat pagelaran wayang kulit, penonton didominasi oleh mereka yang berusia lanjut, dan sangat jarang bahkan tidak terlihat generasi muda masa kini.
Ki Wahyu Jati Pamungkas dalang muda dari Pagelaran Wayang Ngesti Prasojo menuturkan, jika hal tersebut menjadi PR tiap seniman untuk bisa mengajak generasi muda menyukai kesenian ini. Jumat, 05/09/25.
“Sebenarnya hal tersebut PR-nya seniman sendiri. Dengan makin berkembangnya teknologi dan media seniman bisa memanfaatkannya sebagai sarana mempopulerkan wayang,”ujarnya
Ia menambahkan, budaya itu berkembang seiring perkembangan jaman. Untuk mengajak generasi masa kini bisa dengan merubah kemasan, membungkusnya lebih menarik.
“Dalang bisa menambahkan nuansa-nuansa baru dalam pakeliran, supaya terlihat berbeda, sehingga menarik generasi masa kini. Bahasa juga menjadi faktor penarik untuk mereka. Bahasa dipermudah, sehingga yang mudah bisa paham dan yang tua tetap bisa menikmati,”tambanya.
Memperbanyak literasi tentang wayang untuk generasi muda dapat menambahkan pemahaman dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri dibandingkan budaya dari luar.
Ki Wisnu Jati Pamungkas, atau yang akrab disapa Mas Dalang, belajar menjadi dalang sejak usia dini. Anak terakhir dari Ki Anom Subroto ini, telah mendapatkan ilmu perdalangan sejak kelas 3 Sekolah Dasar. Melanjutkan mendapatkan pelajaran formal saat masuk di SMKN 12 Surabaya. Hingga kini sudah dikenal sebagai dalang popular di Jawa Timur dengan banyak pagelaran. (Suyono.red)
