Perkembangan AI dan Dampaknya di Masyarakat
Kabar1lamongan.com – Laju masuknya Artificial Intellegent (AI) atau kecerdasan buatan di kehidupan tidak bisa ditolak dengan alasan apapun. Teknologi telah menjadi satu hal yang selalu berdampingan dengan kehidupan manusia. Seperti biasanya, setiap masuknya teknologi baru selalu memiliki dampak positif dan negatif.
Dirancang untuk dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia, kecerdasan buatan (AI) mengacu pada simulasi kecerdasan manusia, dengan memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, membuat keputusan, dan melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia.
AI telah berubah menjadi hal yang sangat penting karena memiliki potensi untuk merevolusi banyak industri, termasuk perawatan kesehatan, keuangan, pendidikan, dan banyak lagi. Penggunaan AI telah meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan akurasi di berbagai bidang.
Munculnya AI memiliki Keuntungan, seperti peningkatan efisiensi dan produktifitas, peningkatan akurasi dan pengambilan Keputusan, pengalaman pelanggan yang meningkat, dan terciptanya lapangan kerja baru.
Evolusi tenaga kerja akan timbul dengan hadirnya AI. Rumor mengkhawatirkan mengatakan manusia akan kehilangan pekerjaan karena mesin, tetapi tantangan sebenarnya adalah bagi manusia untuk menemukan gairah mereka dengan tanggung jawab baru yang membutuhkan kemampuan unik manusia.
Menurut PwC (PricewaterhouseCoopers) yakni salah satu penyedia jasa profesional terbesar di dunia, dengan ribuan karyawan dan kantor di berbagai negara, bahwa di Inggris 7 juta pekerjaan yang ada akan digantikan oleh AI dari tahun 2017-2037, tetapi 7,2 juta pekerjaan dapat tercipta. Tantangannya adalah mencari nafkah dengan kondisi gencarnya serbuan AI.
Bagaimana dengan Indonesia? Dikulik dari laman resmi JobStreet dalam laporan hasil survei bertajuk ‘Decoding Global Talent 2024’ GenAI Edition, mengungkap akan tantangan dan kebutuhan dalam penggunaan AI generatif di lingkungan kerja.
AI generatif atau GenAI adalah teknologi kecerdasan buatan yang bisa membuat konten seperti teks, gambar, video audio, atau kode perangkat lunak dari tanggapan atas prompt atau permintaan pengguna.
Model-model GenAI yang langsung booming selepas diperkenalkan sejak November 2022 lalu yakni ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI. Ada juga Gemini yang dibuat Google, hingga Bing buatan Microsoft.
JobStreet melakukan survey terhadap terhadap 19.154 responden dari pekerja di berbagai industri, mulai dari IT hingga layanan kesehatan.

Hasilnya mengungkap sebanyak 38 persen responden menggunakan AI generatif beberapa kali dalam seminggu atau sebulan untuk membantu pekerjaan mereka. Sementara, hanya 14 persen responden yang mengaku menggunakan Gen AI sekali atau dua kali dalam satu tahun.
Setidaknya ada 48 persen responden yang belum mengetahui atau belum pernah menggunakan Gen AI dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari mereka.
Menggunakan AI dalam kehidupan sehari-hari merupakan pilihan setiap individu dengan berbagi alasan. (Red/Suyono)