Serap Aspirasi Masyarakat, Senator Lia Istifhana Kunjungi Lamongan
Kabar1lamongan.com – Senator Dr. Lia Istifhama, yang akrab disapa Ning Lia, kembali turun ke konstituennya di Paciran, Kabupaten Lamongan.
Dalam reses sebagai anggota Komite III DPD RI, Ning Lia bertemu dengan lebih 400 peserta untuk menyerap aspirasi, mendengarkan keluhan masyarakat, serta memberikan wawasan terkait isu-isu penting yang sedang berkembang.
Terutama, bagi Ning Lia, mengenai keberadaan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) untuk Guru PAUD dan tantangan perkembangan teknologi digital.
Acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Paciran ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Santri Nasional 2024.
Selain itu, Ning Lia juga menjadi narasumber dalam seminar bertajuk Pengasuhan Multikultural: Upaya Menyiapkan Generasi Emas, yang bertujuan menyiapkan generasi muda yang lebih cerdas dan berkarakter.
Salah satu pesan utama yang disampaikan Ning Lia adalah pentingnya sikap bijak dalam menghadapi perkembangan teknologi digital.
Menurut Ning Lia, meskipun era digital memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, namun ada potensi bahayanya, terutama terkait dengan fenomena Post Truth yang belakangan ini semakin marak.
“Era digitalisasi memberikan kemudahan akses informasi. Namun, kita harus waspada terhadap potensi Post Truth, di mana kebohongan bisa dianggap sebagai kebenaran. Jika kebohongan dibenarkan, maka dampak digitalisasi tidak hanya sebatas disrupsi sosial, tetapi bisa merusak nilai-nilai sosial dan budaya kita,” ujar Ning Lia saat memberi sambutan, Rabu (6/11/2024).
Ning Lia menjelaskan lebih lanjut bahwa perubahan sosial yang disebabkan oleh perkembangan teknologi, yang disebut disruption oleh Francis Fukuyama, dapat melemahkan ikatan sosial tradisional dan memperkuat hubungan sosial yang terbangun atas dasar kepentingan kelompok.
Hal ini, lanjutnya, bisa berpotensi mengarah pada degradasi moral dan sosial jika tidak dihadapi dengan bijak.
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama dalam seminar tersebut adalah peran santri sebagai agen perubahan.
Ning Lia menegaskan bahwa santri, dengan pondasi moral dan spiritual yang kuat, sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman, terutama dalam menjaga kesatuan bangsa dan melawan arus disinformasi.
“Santri adalah pemuda sejati yang memiliki pondasi Hubbul Wathan yang sangat kuat. Dengan ilmu yang mumpuni, santri mampu meluruskan disinformasi, menanggulangi hoaks, serta menjadi benteng moral bangsa. Inilah yang sangat penting bagi kelangsungan bangsa ke depan,” tegas Ning Lia.
Menurut Ning Lia, santri tidak hanya mendapat ilmu yang bersifat teknis, tetapi juga pembelajaran spiritual secara bertahap, yang diharapkan kelak akan membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara.
Selain berbicara tentang tantangan digital, dalam reses tersebut, Ning Lia juga menyerap berbagai aspirasi dari peserta yang hadir.
Dua isu utama yang banyak disuarakan adalah mengenai ketersediaan PPPK untuk Guru PAUD dan lapangan pekerjaan yang layak bagi putra daerah.
“PPPK Guru PAUD menjadi salah satu perhatian serius. Pendaftaran untuk PPPK sudah dibuka pada Oktober lalu, namun sosialisasi di daerah memang perlu ditingkatkan, terutama di kalangan para guru PAUD. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan,” ujar Ning Lia.
Dia menambahkan bahwa masyarakat sekitar pabrik harus dibekali dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri agar bisa diterima oleh perusahaan di daerah setempat.
Hal ini penting agar penciptaan lapangan pekerjaan di daerah bisa berjalan lebih efektif.
Salah satu pengurus Fatayat NU setempat, Ima, yang juga merupakan pegiat Guru PAUD di Lamongan, berharap Ning Lia bisa terus memperjuangkan pengangkatan PPPK bagi Guru PAUD.
“Pendidikan usia dini adalah fondasi dari pembentukan karakter generasi emas. Oleh karena itu, saya berharap Ning Lia bisa memperjuangkan pengangkatan PPPK bagi Guru PAUD agar mereka bisa lebih sejahtera dan fokus dalam mendidik anak-anak,” kata Ima.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran PPPK Guru PAUD, Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah membuka pendaftaran sejak 31 Oktober 2022.
Pemerintah terus mendorong jumlah formasi PPPK, termasuk di daerah-daerah, untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga pengajar di jenjang PAUD dan pendidikan dasar
“Bagi para guru PAUD yang berminat mengikuti seleksi PPPK pada 2024, persyaratan yang perlu dipenuhi antara lain, Ijazah S1 Pendidikan Anak Usia Dini atau S1 PGSD, Memiliki Akta IV (bagi yang belum memiliki sertifikat pendidik) dan Memiliki Sertifikat Pendidik (bagi yang sudah memiliki),” beber Ning Lia.
Sebagai penutup, Ning Lia mengingatkan bahwa penting bagi masyarakat untuk memahami perubahan sosial dan teknologi yang terus berkembang, serta mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
“Santri dengan ilmu dan moral yang kokoh adalah harapan kita untuk melanjutkan perjuangan bangsa ini,” pungkasnya. (**)