Daerah Matra Hadir Sebagai Pilar Perekat Adat dan Budaya Nusantara Indonesia.

Matra Hadir Sebagai Pilar Perekat Adat dan Budaya Nusantara Indonesia.

Matra Hadir Sebagai Pilar Perekat Adat dan Budaya Nusantara Indonesia.

Kabar1lamongan.com – MATRA (Masyarakat Adat Nusantara) didirikan tanggal 13 Agustus 2016. Di kota Jogjakarta, melalui rapat koordinasi pertama masyarakat adat Nusantara.

Matra hadir sebagai pilar perekat adat dan budaya Nusantara Indonesia.

Matra merupakan organisasi adat dan budaya tingkat regional yang saat ini terbesar di Indonesia.

Anggota Matra terdiri dari Kerajaan, Kesultanan, lembaga adat, akademisi, budayawan, seniman masyarakat umum, dan sebagainya.

Maksud Matra dibentuk:

Matra bermaksud menjaga kebudayaan nusantara secara utuh dengan semangat persaudaraan. keterbukaan, dan saling menghormati demi terwujudnya kebudayaan yang luhur di tanah Nusantara dan Dunia.

Matra bertujuan : Menggali mengkaji dan menghayati nilai-nilai kebudayaan Nusantara.

Menyemarakkan bentuk-bentuk ekspresi kebudayaan Nusantara baik dalam bentuk kesenian maupun bentuk-bentuk lainnya.

MATRA akan membantu untuk memberikan koneksi kepada pemangku budaya, dan lebih mengenalkan banyak pengetahuan tentang budaya yang bisa saja masih awam dimata masyarakat.

Kegiatan MATRA tidak melulu tentang adat Jawa, selain itu juga ada yang bergabung dari Komunitas Flores, Timor, Minahasa, dan Trah Suku Madura.

Dalam rangka mewujudkan apa yang menjadi tujuan, MATRA terus mengembangkan jaringan ke seluruh bagian Nusantara, DPW dan DPD Matra terus di kembangkan sesuai dengan perencanaan dan juga sudah memiliki perwakilan di Negara Tetangga dan lainya, DPW khusus di luar Indonesia yang sudah terbentuk adalah di Singapura, Malaysia, Pililpina dan Amerika Serikat.

MATRA merangkul semua macam adat budaya yang nantinya dapat berkolaborasi dan berproses bersama dalam melestarikan budaya. Keberadaan organisasi Matra, di Jawa Timur tingkat DPW, sudah terbentuk kepengurusan sebanyak 12 DPD.

Marilah kita selamatkan peninggalan para leluhur Kita, sebagai warisan non benda agar bisa tetap lestari. “Mulat Sarira Hang Rasa Wani”…. Rahayu… Rahayu… Rahayu.

Kahaturaken (Sutikno Arie/ Sekretaris DPD Matra Lamongan). (**)