Daerah Kapolres Lamongan Hadiri Upacara Hari Juang Polri 2024 Via Zoom Meeting.

Kapolres Lamongan Hadiri Upacara Hari Juang Polri 2024 Via Zoom Meeting.

Kapolres Lamongan Hadiri Upacara Hari Juang Polri 2024 Via Zoom Meeting.

Lamongan, Kabar1lamongan.com – 21/08/2024 – Polres Lamongan melaksanakan Zoom meeting Upacara Hari Juang Polri 2024 di Ruang Rupatama Tathya Dharaka Mapolres Lamongan.

Wakapolres Lamongan Kompol Akay Fahli, S. Kom, S.I.K, M.S bersama dengan para PJU, dan juga Purnawirawan Polri turut hadir dalam Zoom Meeting dan menyaksikan Upacara Hari Juang Polri 2024 yang digelar serta dihadiri langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.

Advertisement

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk pertama kalinya memperingati Hari Juang Polri 2024 yang disahkan oleh Kapolri pada 22 Januari 2024 dan mengambil tema “Dengan Semangat Proklamasi Polisi 1945, Polri Menyongsong Indonesia Emas 2045”.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengesahkan Hari Juang Polri melalui Keputusan Kapolri Nomor 95/I/2024 tentang Hari Juang Polri tanggal 22 Januari 2024 dan Keputusan Kapolri Nomor: KEP/1325/VII/2024 tanggal 12 Agustus 204 tentang Tata Upacara Hari Juang Polri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Inspektur upacara sekaligus membacakan teks Proklamasi Polisi di Monumen Perjuangan Polri Surabaya rabu pagi, (21/08).

“Proklamasi Polisi. Untuk bersatu dengan rakyat dalam perjuangan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan ini menyatakan polisi sebagai Polisi Republik Indonesia. Surabaya, 21 Agustus 1945. Atas nama seluruh warga polisi, Moehamad Jasin, Inspektur Polisi Kelas I,” kata Kapolri.

Kapolres Lamongan Hadiri Upacara Hari Juang Polri 2024 Via Zoom Meeting. Foto : kabar1 (21/08/24)

Dalam kesempatan tersebut, Kapus Sejarah Polri Brigjen Pol Hari Nugroho saat membacakan sejarah terbentuknya Hari Juang Polri mengatakan, ditetapkannya Hari Juang Polri, merujuk Pada peristiwa 21 Agustus 1945.

Saat itu, terjadi peristiwa Proklamasi Polisi Republik Indonesia yang dilakukan oleh Polisi Istimewa (sebelumnya bernama Tokubetsu Keisatsutai) di bawah pimpinan Inspektur Polisi Kelas I Moehammad Jasin di Surabaya.

“Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Menteri Negeri Otto Iskandar Dinata menetapkan status polisi segera dimasukkan ke dalam kekuasaan pemerintah,” ucapnya.

Menyikapi hal tersebut, lanjutnya, M Jasin sebagai Komandan Polisi Istimewa Surabaya mengadakan rapat bersama anggota dan membahas kedudukan polisi pascaproklamasi.

Setelah itu, disepakati pernyataan sikap kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menyusun teks Proklamasi Polisi.

Selanjutnya, di bawah kibaran bendera Merah Putih, sekitar 250 orang anggota Kesatuan Polisi Istimewa berkumpul di halaman Markas Polisi Istimewa di Surabaya dan M Jasin membacakan teks Proklamasi Polisi.

“Peristiwa itu menjadi momentum dimana seluruh polisi di Indonesia bersatu dengan nama Polisi Republik Indonesia,” katanya.

Setelah pembacaan teks Proklamasi Polri, kegiatan yang dipusatkan di Monumen Perjuangan Polri itu dilanjutkan dengan pagelaran tari kolosal oleh puluhan penari dari Surabaya.

Selain itu,juga menampilkan drama kolosal rekonstruksi peristiwa pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Laskar Rakyat beserta anggota Kesatuan Polisi Istimewa di bawah pimpinan Inspektur Polisi Kelas I Moehammad Jasin.

Tidak hanya rekonstruksi peristiwa pembacaan teks Proklamasi Polri. Namun kegiatan tersebut juga digelar rekonstruksi peristiwa perobekan bendera warna biru yang terjadi di Hotel Yamato atau yang kini dikenal dengan Hotel Majapahit.

Lagu ciptaan seniman asal Surabaya, Gombloh, berjudul Berkibarlah Bendera Negeriku menggema di Jalan Polisi Istimewa Surabaya dan dilanjutkan berkumandangnya suara Bung Tomo saat terjadinya pertempuran 10 November 1945.

Drama kolosal yang melibatkan puluhan masyarakat dan anggota polisi tersebut ditutup dengan gugurnya para pejuang Indonesia yang terus mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Surabaya.

Dalam momentum Hari Juang Polri, Kapolri meminta hal ini menjadi momentum bagi kepolisian untuk memberikan pengabdian terbaik ke masyarakat dan pentingnya menjaga komitmen dan kesetian dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Kapolri juga menginginkan peringatan Hari Juang Polri juga menjadi momen refleksi bagi Polri untuk terus melanjutkan perjuangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Selain itu, mengabdi sepenuh hati kepada bangsa dan negara.

“Peristiwa tersebut merupakan momentum penting yang memicu semangat anggota polisi untuk mendukung dan mempertahankan kemerdekaan RI dengan cara melakukan perlawanan terhadap kedatangan sekutu sampai dengan terjadi peristiwa 10 November 1945, dan perlawanan penjajahan Belanda dan Jepang di beberapa daerah. Nilai kejuangan inilah yang patut dipertahankan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia,” tutupnya. (**)

Advertisement