Lipsus Kejayaan Kabupaten Lamongan di Era Mantan Bupati Masfuk, Mampu Menaikkan PAD 1000%.

Kejayaan Kabupaten Lamongan di Era Mantan Bupati Masfuk, Mampu Menaikkan PAD 1000%.

Kejayaan Kabupaten Lamongan di Era Mantan Bupati Masfuk, Mampu Menaikkan PAD 1000%.

Kabar1lamongan.com – Mengulas kembali kejayaan Lamongan di era mantan Bupati Masfuk menjadi kenangan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Lamongan.

Masfuk, Pria kelahiran Lamongan, 6 Juni tahun 1962 itu terpilih dan menjabat sebagai Bupati Lamongan selama 2 periode yaitu di mulai pada bulan Mei tahun 1999-2004 dan menang kembali pemilihan bupati pada tahun 2004, dengan masa jabatan 2004-2009.

Pada 27 Mei 2008, Bupati Lamongan H. Masfuk, S.H. dinobatkan sebagai bupati terbaik se-Indonesia di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi. Penghargaan Regional Trade, Tourism, and Investment (RTTI) Award 2008 ini diterimanya di forum Indonesian Regional Investment Forum (IRIF) yang dihadiri investor dalam dan luar negeri, prestasi masfuk memang luar biasa seorang inovator dan leader serta juga sebagai pengusaha yang kreatif.

Masfuk memang seorang bupati yang berjiwa enterpreneur. Latar belakangnya sebagai Direktur Utama EKA Group dengan 7 anak perusahaan ini membawa semangat jiwa interpreneur di lingkungan birokrasi Pemkab Lamongan saat itu. Sebagai creator, Masfuk mampu mendorong masyarakat dan stafnya di Pemkab untuk agar selalu kreatif dan inovatif.

“Kita ini pelayan masyarakat, jangan minta dilayani masyarakat,” kata masfuk.

Di awal menjabat, Masfuk membuat program penanaman sejuta pohon jati-emas di desa-desa. Penduduk dibantu 10 bibit jati-emas untuk ditanam. Saat itu bantuan bibit juga diberikan kepada desa-desa untuk ditanam di jalan-jalan pedesaan.

Dalam usia 10 tahun, pohon jati ini bisa ditebang dan dijual. Jika 1 pohon 1 m3 senilai Rp 1 juta, berarti setiap rumah punya tabungan Rp 10 juta, yang bisa ditebas dalam waktu 10 tahun, bersamaan dengan masa akhir jabatan Masfuk.

Program itu berhasil, saat meninggalkan jabatan bupati pada 2009 nanti, Masfuk bakal meninggalkan “warisan” Rp 10 juta kepada setiap rumah dan puluhan juta rupiah kepada setiap desa. Jadi, jangan heran jika kita keliling pedesaan ada banyak pohon jati-emas di pinggir jalan. Kreativitasnya tak hanya itu.

Masfuk berhasil mengubah enceng gondok menjadi pupuk pertanian. Lamongan yang mempunyai 24 anak sungai dan 34 waduk-rawa mampu menyediakan sekitar 2 juta m3 enceng gondok per tahun. Saat itu, masyarakat menjualnya seharga Rp. 25.000,- sampai 35.000,-/kg. Setelah menjadi pupuk harganya bisa Rp 600.000,- sampai 800.000,-/kg.

Setelah setahun meneliti, pada 2002 pupuk enceng gondok merek Maharani itu mulai diproduksi. Semula, kapasitas produksi pupuk organik ini 50 ton/bulan. Dan kini, dengan pabrik yang lebih besar, produksinya sekitar 10.000 ton/bulan. Masfuk berhasil menggaet PT Petrokimia Gresik membuat Petroganik ini.

Dari enceng gondok pula berbagai produk handicraft tercipta. Masfuk juga berhasil membangun Wisata Bahari Lamongan (WBL). Objek bersandar keindahan pantai laut utara itu dikenal luas dan menjadi primadona wisata di Jawa Timur (Jatim). Pada tahun 2007, WBL bisa menyetor PAD lebih dari Rp 9 miliar.

Prestasi Masfuk di bidang investasi tak lepas dari pembangunan Lamongan Integrated Shorebase (LIS). LIS bertujuan menyediakan pusat logistik terpadu bertaraf internasional di Tanjung Pakis. Pusat logistik ini bisa melayani industri migas yang beroperasi di Jatim dan Indonesia Timur dengan konsep one stop hypermarket.

Semua kebutuhan migas berada dalam satu atap. Jadi, LIS menjadi suatu fasilitas yang mampu membantu tercapainya operasi yang efisien melalui pengaturan rantai suplai dan distribusi barang. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan industri migas dan jasa penunjangnya tersedia di LIS. Sebab, LIS adalah kawasan pergudangan berikat.

Antara lain, kapal, pelabuhan, penyedia gudang umum & bahan peledak, workshop, jaringan IT dan telekomunikasi, vendor stocking program, bahan kimia drilling, air bersih, termasuk pelayanan bea-cukai. Untuk menarik investor, ia memberi kemudahan administrasi. Dan, sejumlah investor siap masuk Lamongan.

Masfuk dan Pemkab saat itu tak mau membangun Lamongan hanya dengan mengandalkan APBD. Tapi, harus didukung kekuatan investor dan harus diberi kemudahan. Pemkab mampu merespons serta menyelami keinginan mereka. Ia mampu mendongkrak PAD, dari semula cuma Rp 5 miliar, kini Rp 60 miliar, naik lebih dari seribu persen.

Karena mindset entrepreneur (pengusaha) dirinya kaya dengan ide-ide yang brilian, selalu ingin berkarya. Misalnya, ia ingin membangun sebuah pembangkit tenaga listrik dengan sumber tenaga angin, terutama angin laut. “Angin laut bisa kita gunakan untuk energi listrik, sehingga menghemat BBM,” ujarnya.

Sosok Masfuk mengingatkan pada Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad yang juga berhasil mendayagunakan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Pengalaman interpreneur Fadel membawa daerah itu menjadi penghasil jagung terbesar di Indonesia dan diekspor ke luar negeri.

“Gubernur Jagung” itu juga berani memberikan tunjangan kinerja kepada pegawai di lingkungan Pemprov Gorontalo mulai dari honorarium daerah (honda) hingga Sekretaris Daerah (Sekda). Sehingga pegawai berlomba untuk bekerja dengan baik. Di Gorontalo, honda bisa mendapat tunjangan Rp 700 ribu/bulan.

Ini juga berlaku untuk Kasubag, Kabag, Kepala Dinas/Badan, hingga Sekda. Mereka ini mendapatkan tunjangan bervariasi sesuai pangkat dan jabatannya. Untuk Sekda bisa memperoleh tunjangan sekitar Rp 8 juta/bulan. Fadel Muhammad mampu memberikan itu, dan tidak disalahkan oleh BPK. Hasil audit BPK, clear !!.

Sukses Masfuk dan Fadel Muhammad mengingatkan pada sosok mantan Gubernur Jatim Basofi Soedirman. Meski berlatar belakang militer, tapi Basofi punya jiwa interpreneur, Basofi berhasil mengangkat “Citra” sarung menjadi baju sarung sehingga ada nilai tambah. Juga, memberikan nilai tambah pada nanas Blitar.

Ketika panen raya, nanas banyak yang terbuang dan harganya menjadi jatuh. Untuk menghindari itu semua, Basofi “mengajari” masyarakat untuk membuat produk olahan nanas seperti selai, kripik, dan sirup atau juice. Ia dulu punya program one village one product (satu daerah satu produk) dan Gerakan Kembali Desa (GKD).

Sedangkan Masfuk sukses mengubah pantai utara Lamongan di Kecamatan Paciran menjadi kawasan industri, pelabuhan, perdagangan, dan pariwisata. Ia mampu menarik investor bergabung dalam konsorsium LIS membangun Lamongan, seperti PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim dan perusahaan asal Singapura.

Tak salah kalau Masfuk dinobatkan sebagai Bupati Terbaik se-Indonesia, sehingga mendapat Penghargaan RTTI (Regional Trade Tourism and Investment) Award 2008. Andai banyak pejabat kreatif seperti Masfuk, mungkin kita bisa lepas dari kemiskinan. Pengalaman bupati interpreneur ini sebaiknya diapresiasi pimpinan nasional mendatang.

Di bawah Bupati Masfuk, Lamongan banyak meraih prestasi nasional. Ia membangun Lamongan dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang andal. Contohnya, selain bahasa Inggris dan Arab, kurikulum wajib bahasa China di beberapa sekolah, juga mulai diterapkan di Lamongan.

Sejak dulu Masfuk sudah memprediksi, China akan menguasai perekonomian dunia. “Kita harus mulai mengantisipasi dari sekarang ini supaya anak-anak juga bisa bahasa China,” ujar alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya (1986) ini. Kita juga menyekolahkan anak-anak secara gratis,” ungkapnya saat itu.

Setidaknya, sudah sekitar kurang lebih 2.500 siswa dari keluarga tak mampu dikuliahkan sampai lulus sarjana di perguruan tinggi negeri. Bagi Masfuk, menjadi orang Lamongan sekarang ini tak perlu minder lagi. Buktinya, saat itu SMPN 1 Lamongan dalam Ujian Nasional lalu peraih Danem tertinggi se-Indonesia.

Tak sedikit pula penghargaan yang diraih Bupati Masfuk. Antara lain: Pembina Olah Raga Terbaik se-Jatim (SIWO PWI JATIM) pada tahun 2001; Widya Krama Pratama dari Presiden Megawati Soekarnoputri (Bidang Pendidikan) pada tahun 2002; Manggala Karya Bakti Husada dan Kesatria Bakti Husada dari Presiden Megawati (Bidang Kesehatan) pada tahun 2003; Pencetus Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) dari Presiden pada 2004; Pemuda Pelopor Tingkat ASEAN pada 2004.

Pada tahun 2005 menjadi Juara I Pekan Peternakan Unggulan Nasional (PPUN) untuk jenis jantan PO (peranakan ongole), juara I jenis kereman (penggemukan) PO, juara III jenis induk PO dan juara III jantan PO, juara I pada pekan ternak unggulan nasional dari Presiden. Tak hanya itu yang diraih Lamongan.

Pelayanan di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soegiri Lamongan mendapat pengakuan internasional berupa sertifikat ISO 9001: 2000 Worldwide Quality Assurance (WQA) di London. Juara lomba agribisnis jagung tingkat nasional. Pada 2006 dan 2007. Lamongan juga memperoleh beberapa penghargaan, antara lain:

Dari Gubernur Jatim sebagai Pembina Terbaik Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Piala Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden. Karena, Lamongan dinilai mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik terbaik. Penghargaan dari DPP Real Estate Indonesia (REI).

Karena Lamongan dinilai berhasil menerapkan perijinan satu atap untuk pengurusan pembangunan kawasan perumahan. Penghargaan diserahkan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI pada jaman itu, M.Yusuf Asyari kepada Bupati Masfuk di pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah.

Pada Tahun 2007 Kabupaten Lamongan juga menerima penghargaan lainnya, Seperti: PWI Award, DPD REI Jatim atas Peranan Kepala Daerah dalam Percepatan Pembangunan Perumahan, Anugerah Adipura dari Presiden sebagai Kota Terbaik dalam Pengelolaan Lingkungan Perkotaan Kategori Kota Kecil, Manggala Karya Bakti Husada Arutala dari Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Juga, Surya Property Award dari Menteri Negara Perumahan Rakyat RI, Profesional Award dari Gubernur Jatim. Pada 2008 menerima Anugerah Bhakti Adhikarsa Pratama dari PSSI Jatim, dan Penghargaan sebagai Bupati Terbaik Nasional di Bidang Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Daerah (RTTI Award 2008).

Pada tahun 2003, Lamongan menyabet 3 penghargaan Otonomy Award untuk Kategori Terbaik Daerah dengan Komitmen Menonjol dalam Pengembangan Ekonomi, Spesial Kategori Daerah dengan Terobosan Inovatif Ekonomi dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal, dan Sertifikat Nominasi Daerah dengan Inovasi Pelayanan Kesehatan.

Untuk penghargaan yang sama, pada tahun 2004, Kabupaten Lamongan dinobatkan sebagai Daerah yang Memiliki Komitmen terhadap Pembangunan Ekonomi dan Untuk Spesial Katagori Daerah yang Memiliki Inovasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Selanjutnya, pada 2005, 2006, 2007, dan 2008 Lamongan juga meraih Otonomi Award.

Semoga pembahasan ini menjadi referensi dan semangat kebangkitan kesadaran untuk masyarakat di kabupaten Lamongan, agar benar-benar memilih pemimpin daerah yang terbaik nantinya dalam pemilihan kepala daerah yang akan di selenggarakan pada tahun 2024 ini. (Red)