Meski keberadaan tower pemancar telekomunikasi telah jadi sisi dari tata kota warga modern. Namun bangunannya yang tinggi menjulang itu membutuhkan tempat spesial, terdiri dari tiang besi serta rangkaian sebagian perlengkapan listrik jadi faktor warga takut pada bahaya yang mungkin ditimbulkannya.
Apalagi bahaya menara mobile dekat rumah yang tiap dikala dapat ambruk jadi salah satu permasalahan pendirian tower pemancar telekomunikasi.
Muncullah kecemasan warga atas bahaya tower pemancar telekomunikasi dari berbagai pemikiran, misal apabila tower ataupun menara telekomunikasi bisa pancarkan gelombang radiasi, jadi salah satunya faktor penyakit anemia, riskan tersambar petir ataupun ambruk sampai menyebabkan rugi harta benda apalagi pula nyawa.
Hal itu dialami oleh warga Bandung gg.6, RT.02/ RW 04 Lamongan kota yang kini diresahkan keberadaan tower BTS di lingkungannya.
Menurut salah satu warga, Waroh (52) menuturkan pada media ini bahwa warga di lingkungan RW 04 itu akan.melakuhanbdemo atau aksi turun ke jalan untuk menuntut pembongkaran tower yang dianggap meresahkan.
“Rencananya Jumat, habis salat Jumat, ya sekitar pukul 13.00 WIB an warga akan demo untuk menuntut tower BTS itu harus dibongkar karena warga takut ada apa-apa (ambruk, red). Apalagi kalau hujan angin warga jadi ketar-ketur,” jelasnya via sambungan ponsel.
Sejauh ini menurut warga yang minta identitasnya disembunyikan memberi keterangan, bahwa pihak pengelola tower kurang respek pada warga. Tidak ada kompensasi dan hanya sempat membayar iuran ke RT saja.
Warga menduga saat pendirian tower ada deal-deal khusus antara pihak yang berwenang atau yang bertanggung jawab pada kewilayahan. Karenanya dengan berdemo dan meminta pembongkaran tower itu akan diketahui siapa oknum yang mungkin bertanggung jawab atas pendirian tower BTS tersebut. (**)
