Daerah PAC Pagar Nusa Sekaran Menggelar Acara Tasyakuran Harlah Nahdlatul Ulama 101

PAC Pagar Nusa Sekaran Menggelar Acara Tasyakuran Harlah Nahdlatul Ulama 101

PAC Pagar Nusa Sekaran Menggelar Acara Tasyakuran Harlah Nahdlatul Ulama 101

Kabar1lamongan.com – Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Sekaran menggelar acara tasyakuran dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke 101, Pagar Nusa ke 38 dan Gerakan Aksi Silat Muslim (Gasmi) ke 58 yang dipusatkan di Pondok Pesantren Ihya’ul Ulum Manyar. Selasa (30/1/24).

Pencak silat merupakan kesenian yang sudah menjadi warisan tradisi kesenian orang terdahulu hingga turun temurun yang harus kita pertahankan dan lestarikan diera gempuran zaman.

Apalagi pencak silat sudah diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak berbenda pada 2019 silam.

“Pencak silat menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia yang didalamnya memuat nilai-nilai persaudaraan dan persahabatan antar keluarga, menjunjung sportivitas dan saling menghormati satu sama lain salah satunya adalah Pagar Nusa,” ungkap Kang Amir.

PAC Pagar Nusa Sekaran Menggelar Acara Tasyakuran Harlah Nahdlatul Ulama 101. Foto : kabar1 (31/01/24)

“Hadirnya ekstra kurikuler Pagar Nusa diberbagai lembaga yang ada di Kecamatan Sekaran menunjukkan bahwa Pagar Nusa mampu diterima disemua kalangan,” lanjutnya saat diwawancarai Kabar 1 Lamongan.

Disamping itu, KH Nurul Utsman selaku Mustasyar MWC NU Sekaran menuturkan “Status anggota Pagar Nusa adalah pendekar dari kalangan santri dan harus mampu menjadi pendekar yang kuat. Pendekar yang kuat bukanlah yang senang menyombongkan kepintarannya dalam bersilat”

“Akan tetapi pendekar yang kuat adalah pendekar yang mampu menahan diri ketika amarah menguasai, meski sejatinya kita merasa cukup dan mampu melawan tapi kita lebih memilih mengalah itulah pendekar pagar nusa sejati” tegasnya.

Selanjutnya, dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng yang diserahkan kepada tiga tokoh KH Nurul Utsman, Kyai Husnan Marzuki dan Kyai Habib Abdullah sebagai tanda prosesi syukuran harlah tersebut dan disaksikan oleh para tamu undangan yang hadir.

Kontributor: M Khoiri Amiruddin
Editor: Muhammad Nur Rofiq