Geram Memuncak !! Warga Masyarakat Geruduk Balai Desa Kepudibener-Turi, Luapkan Semua Persoalan.
Kabar1lamongan.com – Masyarakat Desa Kepudibener, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan berbondong-bondong geruduk kantor desa, awalnya guna menanyakan adanya dugaan penyelewengan perihal realisasi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terhadap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berada di Dusun Beneran. Dalam perjalanan waktu saat diskusi rembuk warga itu, terucap ratusan kritik pedas hingga caci maki yang terdengar begitu lantang sampai di luar ruangan. Menggambarkan betapa lelahnya warga masyarakat merasakan permasalahan desa yang terjadi berulang. Senin, (29/05/2023) malam.
Warga desa yang hadir tak hanya persoalkan bantuan sosial semata, semua persoalan desa juga diungkapkan secara bergantian, terutama tentang kinerja Pemdes Kepudibener yang selama ini dinilai warga masyarakat masih carut marut dan kurangnya transparansi.
Menurut keterangan salah satu warga setempat, Agung, menanggapi persoalan ini dirinya mengatakan, awalnya aksi ini terjadi lantaran para KPM di Dusun Beneran telah geram atas perilaku ketua kelompok KPM yang diduga ada penyimpangan dalam memberikan bantuan dan kurangnya transparansi kepada KPM.
“Jadi gini mas masalah bansos kemaren di dusun beneran, desa kepudibener, kecamatan turi. ada bantuan bansos beras 10 kg dari pos lamongan, Tetapi undangan yang sampai di dusun beneran desa kepudibener yang di sampaikan oleh perangkat dusun (pak Kasun-red) tidak sesuai data mas yang dari pusat mas, seperti info yang disampaikan ketua bansos kecamatan Turi. Ada data masyarakat yang tidak dimasukan di undangan pengambilan bansos ke balai desa untuk mengambil bansos beras,” ungkapnya sembari menunjukkan raut muka kesal.
“Ditemukan juga adanya kejanggalan atas undangan yang diberikan untuk KPM, yang seharusnya ada 48 penerima manfaat di Dusun Beneran, namun realisasinya hanya 46 yang menerima. Anehnya lagi, sebanyak 48 bantuan sembako beras habis terambil. Jadi muncul dugaan penyelewengan oleh ketua kelompok, sehingga kita melaporkan ke pihak desa untuk meminta kejelasan terkait adanya KPM yang seharusnya menerima namun tidak diberikan haknya,” kata Agung.
Ditambahkan juga olehnya, “Dan juga ada laporan tentang masalah dugaan manipulasi data bantuan bansos BPNT, ada warga sudah terdata sejak awal tahun 2019, tapi kurang-lebih selama 4 tahun tidak pernah mendapatkan bantuan itu, kabar bergunjing bantuan itu disalurkan ke keluarga perangkat dusun dengan nama yang sama,” lanjut Agung.

Atas adanya laporan itu, maka pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Kepudibener menjawab dengan mengadakan mediasi antara masyarakat dan ketua kelompok KPM, agar bisa diselesaikan dengan baik secara musyawarah.
Sementara itu, Menurut keterangan, Kaur Perencanaan, Sumarsono, dirinya menyampaikan apabila bantuan itu tidak melalui desa, melainkan dari penyalur yakni POS Indonesia yang berkoordinasi secara langsung oleh ketua KPM.
“Pihak Pemdes tidak mengetahui untuk siapa-siapanya yang menerima. Pihak Pemdes hanya mengetahui jika Kantor POS akan memberikan bantuan beras sebanyak 264 kepada penerima dan telah berkoordinasi dengan ketua kelompok KPM di dusun masing-masing,” ucap sumarsono, saat diwawancara.
Tak hanya soal bantuan itu, warga masyarakat juga beramai-ramai menyerukan tuntutan agar Kepala Dusun Beneran, Zainul Arifin dan Kades Kepudibener, Sholikin untuk segera mundur dari jabatannya, karena selama menjabat ini di rasa tidak becus bekerja untuk masyarakat dan dinilai tidak bisa memajukan desa Kepudingbener.
“Pak mundur!! segera mundur!! copot jabatannya, Suara kita yang memberikan Jabatan itu. Carut marut terus !! Tidak akan bisa maju Dusun dan Desa,” sorak sorai bersambut antar warga masyarakat yang mengikuti aksi.
Sebelum mediasi berakhir, waktu menunjukkan kurang lebih sekitar pukul 22.00 Wib, Saat itu juga Mendapati ketua kelompok KPM menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya. Sedangkan Kasun Beneran diberikan kesempatan dengan membuat surat pernyataan disaksikan warga agar bekerja baik, adil dan bijaksana dalam memimpin, serta bersedia mengundurkan diri secara sukarela apabila mengulangi perbuatannya kembali.
Diakhir kata, Kades Kepudingbener angkat bicara, meminta masyarakat untuk sabar dan mengikuti prosedur yang berlaku.
“Mohon maaf jika memang kami dari pihak Pemdes ada kekurangan maupun kesalahan. Kami meminta agar masyarakat mau memberikan kesempatan berbenah,” bela Kades.
Sambut berbalas gerutu oleh warga, sambil hentakkan langkah kaki cepat tinggalkan kantor Balai Desa Kepudibener yang terasa sesakkan dada. (F2/Yog/Red)