Daerah Buruknya Kualitas Sembako BPNT Banyak di Keluhkan Masyarakat Desa Ngarum, Sekaran

Buruknya Kualitas Sembako BPNT Banyak di Keluhkan Masyarakat Desa Ngarum, Sekaran

Kabar1lamongan.com – Tak hanya satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di satu kecamatan di Kabupaten Lamongan yang keluhkan buruknya kualitas sembako BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), akan tetapi hampir seluruh KPM di desa-desa di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan yang keluhkan jeleknya kualitas sembako program BPNT.

Kali ini KPM Desa Ngarum, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, yang keluhkan buruknya kualitas sembako berupa beras yang disalurkan penyuplai sembako BPNT melalui agen Desa Ngarum, Kecamatan Sekaran.

Beras yang diterima oleh beberapa KPM di Desa Ngarum itu dinilai kualitasnya buruk. Selain warna kusam, beras yang diterima KPM aromanya bau dan ada kerikilnya. Sehingga mereka menilai beras tersebut tidak layak konsumsi.

Advertisement

Para KPM yang terdiri dari para ibu rumah tangga Desa Ngarum berkumpul di gudang BUMDes Desa Ngarum, Senin, 27 Desember 2021, untuk menerima sembako BPNT, mengatakan bahwa beras yang diterima dari salah satu agen E-Warung di Desa Ngarum itu berkualitas buruk.

Foto : Jenis Bansos BPNT di Ngarum, Sekaran.

Salah satu ibu-ibu KPM Desa Ngarum menuturkan, “Beras dari agen E-Warung, saat akan dimasak, kualitasnya jelek, diterima kusam bau dan ada batu krikil. Saya sampai mengurungkan untuk memasak itu, dan terpaksa membeli beras di toko dengan kualitas yang lebih layak konsumsi,” ujar salah satu ibu-ibu KPM Desa Ngarum Kepada Tim LP-KPK di lokasi.

Sementara itu Djoni Eko Prasityo selaku Ketua LP-KPK Komcab Lamongan sangat menyayangkan dengan kualitas buruk sembako BPNT yang berasal dari bantuan pemerintah itu. Dan berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan kualitas BPNT yang diberikan kepada masyarakat. Program BPNT sendiri bisa jadi rentan menjadi tindak penyelewengan oleh oknum-oknum penyuplai di lapangan, dugaan seperti halnya dengan mengurangi kualitas/mutu dan takaran sembako, nominal BPNT sebesar Rp 200 ribu per KPM tersebut disinyalir dipangkas dengan cara penyuplai membeli sembako dengan harga murah/serendah mungkin.

“Anggarannya tidak sedikit, sekitar Rp 200 ribu per KPM untuk bantuan sembako itu, seharusnya dapat memberikan manfaat bagi para KPM dengan kualitas yang layak,” jelasnya.

Foto : Takaran Bansos BPNT di Ngarum, Sekaran.

Sementara itu, Menanggapi persoalan itu Kepala dinas sosial, Drs. Moh Kamil,MM, saat dihubungi awak media melalui WhatsApp, mengatakan,”Ini lagi ditinjau langsung di lapangan Mas, prinsipnya kalau memang komoditas kurang baik akan kita instruksikan untuk diganti dengan barang yang baik pada para agen di kecamatan yang menyiapkan komoditasnya,” terangnya, Senin (27/12/2021).

Ditambahkan lagi olehnya, “Di setiap kecamatan ada pendamping bansos dan sudah diinfokan kepada KPM apabila ada keluhan tentang komoditas agar melaporkan ke pendamping bansos untuk segera ditindaklanjuti,” pungkas Kamil.

Hal ini selalu jadi masalah klasik, soal kualitas sembako program BPNT yang masih saja ada sembako dibawah standart konsumsi layak konsumsi manusia. (*Shc)

Advertisement