Kabar1lamongan.com – Muhammad shodiqul wahib adalah salah satu seorang Praktisi perikanan milenial dan Petani tambak muda di Lamongan. Dirinya menekuni dunia perikanan sejak duduk di bangku kuliah, semasa masih menjadi mahasiswa di unisla. Dunia perikanan membuatnya jatuh cinta terutama pada pembenihan ikan air tawar umumnya dan pembenihan udang vanami khususnya, Pernah berkuliah di fakultas perikanan unisla menjadi dasar ilmu nya. Sekarang dirinya juga lagi melanjutkan study S2 di UNAIR surabaya, Prodi Perikanan jurusan Bioteknologi perikanan dan kelautan, Baru masuk di tahun 2021 ini .
usaha penjualan benih udang vanami nya sudah di mulai Sejak tahun 2016, menurut M. Shodiqul wahib Di dalam dunia perikanan banyak sekali sektor yang bisa digarap untuk menghasilkan keuntungan. Mulai dari pembenihan , pembesaran, penjualan pupuk dan obat perikanan, alat-alat perikanan dan lain sebagainya, semua itu sektor yang di bisa digali dan dikembangkan untuk dijadikan keuntungan.
“Sebagai seorang milenial harusnya kita melihat peluang dari beberapa sektor tersebut, sektor perikanan sangat menjanjikan. Apalagi lamongan adalah sebagian besar adalah area persawahan dan tambak. Jangan biarkan para petani/petambak berjuang sendiri”, ungkap diqul. Rabu, (03/02/2021)
Kita ketahui bersama lamongan tengah ke utara adalah lahan lahan produktif untuk perikanan. Harus ada terobosan dari masyarakat dan dukungan pemerintah daerah agar sektor perikanan ini dikembangkan agar bisa menjadi aset dimasa depan.
Seperti salah satu usaha yang di tekuni diqul dalam membantu dan mempermudah para petambak ikan di lamongan, UD.Diqul Putra menyediakan benih ikan kualitas terbaik.
untuk benih udang vanaminya ada jenis lokal dan F1. Untuk mendongkrak hasil panen petani tambak diqul menyediakan benih udang vannami F1 dengan Keunggulan bibit Vanami F1 nya adalah : Daya tahan tubuh lebih kuat ; Pertumbuhan lebih cepat; Hasil panen yang rancak/rata ; Sudah uji laboratorium dan negatif virus atau penyakit.
“Seharusnya, pemerintah harus bisa melihat potensi pemuda milenial dan membuatkan sebuah wadah bagi milenial untuk mengembangkan diri dibidang perikanan untuk Regenerasi di masa depan”, kata diqul.
Pangsa Pasar Benih udang vannami ini dinilai sangat luas, mulai dari kebutuhan lokal atau lamongan sendiri. Dan tentunya ekspor bisa juga dilakukan, dengan adanya teknologi informasi yang begitu cepat seperti sekarang ini, menjadikan sektor perikanan adalah primadona tersendiri dalam meningkatkan taraf hidup orang.
Istilahnya, “walaupun kita cuman punya 1 meter saja, kita sudah bisa budidaya ikan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi 1 keluarga sehari hari, itulah hebatnya sektor perikanan” ujar Diqul.
Di dalam Sistem budidaya secara umum dibagi menjadi beberapa , dan sampai saat ini sistem budidaya yang bisa kita lakukan, yaitu ada 4 sistem :
1. Tradisional ; 2. Semi – Intensif ; 3. Intensif ; 4. Supra-Intensif.
“Sebenarnya didalam budidaya ikan dengan sistem apapun itu hanya mendukung daya hasil dalam panen. Seorang pembudidaya harus dan wajib tau , bagaimana cara mengolah lahan , mengolah air, mengolah pakan serta mengetahui benih yang bagus itu seperti bagaimana. Baru berbicara terkait sistem budidaya yg akan digunakan”, Terangnya.
Harapan sosok petambak Milenial ini untuk para petani tambak ikan lamongan di masa depan adalah :
1. Pembentukan Pokdakan dengan bimbingan yang terukur dan sistematis agar bisa meminimalisir kegagalan dalam usaha perikanan, karena pokdakan sendiri adalah salah satu contoh untuk bisa ditiru masyarakat.
2. Pestabilan harga ikan, agar hasil panen para petani ikan bisa meningkatkan taraf hidup kesejahteraan
3. Adanya trobosan dari pemerintah dalam sektor pupuk dan obat ikan, kita tahu pada saat ini di khalayak umum, pupuk sangatlah sulit karena memang jatah subsidi tidak sesuai dengan data kebutuhan masyarakat petani. Terobosan dan inovasi itu agar bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk serta hasil panen tetap meningkat.
4. Pembudidaya harus sadar bahwa ada budidaya yang baik dan benar, agar ekosistem alam tetap terjaga.
Terang para petani tambak ini kepada awak media kabar1lamongan, adalah banyak yang diharapkan dengan aktif berkordinasi dan berkolaborasi dengan dinas perikanan daerah agar saling saling tahu, apa saja sebenarnya kebutuhan petani ikan dilamongan itu.
“Sejauh ini yang saya rasakan dan alami sebagai pembudidaya ikan, pemkab umumnya dan dinas perikanan kabupaten khususnya, masih belum optimal di dalam menjalankan visi dan misinya dinas perikanan itu sendiri yaitu bisa menjadi percontohan untuk masyarakat dalam berbudidaya ikan”, tutup M.Shodiqul wahib. (Yaz)