Ragam Soto Lamongan Go Nusantara

Soto Lamongan Go Nusantara

Kabar1lamongan.com – Jakarta, Tidak bisa di dipungkiri sektor kuliner adalah urat nadi dari UMKM. Berbagai macam kuliner tersedia baik di kelas berbintang maupun ekonomi pedagang kaki lima se Nusantara .

Bicara kuliner asal Kabupaten Lamongan pasti terbayang aneka Soto khas Lamongan, Pecel Lele dan ayam Penyetan lalapan, Seafood yang tersebar di pelosok dan sudut gang di Indonesia .

Sejarah Soto Lamongan ‘GO’ Jakarta diawali dari salah satu keluarga asal Desa Siman Kecamatan Sekaran adalah cikal bakal Kuliner asal Lamongan di bawah dan di dipopulerkan ke Jakarta. Pelan namun pasti para keluarga asal Desa Siman memasarkan Soto khas Lamongan di kaki lima da pada saat itu sudah di pasarkan di Arena Pekan Raya Jakarta di kawasan Monas.

Advertisement

Menginjak generasi berikutnya usaha Soto Lamongan merambah ke pecel lele dan ayam goreng serta sea food di setiap ada trotoar kosong pasti di situ mudah kita jumpai komunitas perantau asal Lamongan.

Hal tersebut diungkapkan Pensiunan TNI AD yang menjabat sebagai Ketua Koperasi Pecel lele Lamongan se Jabodetabek Bambang Suryo Darmo Mengatakan,
“Ada sebagian orang Lamongan tidak mau menamakan Soto Lamongan. Dulu namanya Soto Surabaya, karena dia malu,” kata Wakil Ketua Paguyuban putra asal Lamongan alias Pualam” Bambang Suryodarmo.

Bahkan kehadiran warung Soto Lamongan saat ini diklaim sudah layak disejajarkan dengan kehadiran Restoran Padang atau Warung Tegal yang lebih dulu dikenal di kota-kota besar.

“Pada saat itu Ada sebagian orang Lamongan tidak mau menamakan Soto Lamongan, Dulu namanya Soto Surabaya, karena dia malu,” kata Wakil Ketua Paguyuban putra asal Lamongan alias Pualam, Bambang Suryodarmo.

“Sekarang karena Lamongan hebat, kemajuannya hebat, didukung pemerintahan Lamongan, mereka menyebut dirinya Soto Lamongan. Sekarang Soto Lamongan merajalela,” kata Bambang yang perantau asal Desa Jugo di Jakarta sejak tahun 1980-an awal.

Tidak diketahui sejak kapan warga Lamongan membuka usaha kuliner di Jakarta, namun menurut Bambang, sejak awal tahun 1960-an dari warga Desa Siman.

“Cikal bakalnya (warung Soto Lamongan di Jakarta) Haji Abas Cs merantau untuk mengubah nasib adalah motivasi terbesar yang mengantar anak-anak muda Lamongan ke Jakarta, kata Bambang.

Namun pada masanya, menurut Bambang Suryodarmo, keterbelakangan Lamongan membuat warganya memutuskan untuk meninggalkannya.

“Daerah Lamongan itu dulunya minus. Orang Lamongan itu dulu malu menyebut berasal dari Lamongan,” akunya.

“Karena, dulu, kalau banjir, kita nggak bisa apa-apa. Dan kalau musim kemarau tidak ada air,” ujarnya lagi.

Dan sekarang, kisah sukses penjual Soto Lamongan di perantauan, menurut Bambang, berdampak langsung pada kehidupan ekonomi keluarganya di kampung atau desanya.

“Dulu rumah bambu, sekarang rumahnya bagus. Ekonomi Lamongan itu sekian persen itu berasal dari keberhasilan usaha kuliner,” kata Bambang seraya menyebut sebuah desa di Lamongan yang sebagian besar warganya merantau ke Jakarta.

Tentu saja tidak semua warga Lamongan yang membuka bisnis kuliner di Jakarta, bisa berkibar dalam bisnis soto atau pecel lele Lamongan.

Namun demikian, warga Lamongan yang menggeluti bisnis kuliner makanan tradisional macam soto atau pecel lele, kini dapat menyebut dirinya sejajar dengan pemilik restoran Padang atau Warung Tegal yang lebih dulu dikenal.( AS/yos”03)

Advertisement