Sleman – “Kemakmuran Dambaan Kita Semua” Sebuah selogan terpampang pada papan nama Koperasi Peternakan Sarono Makmur (KPSM) yang tereletak di Jl. Kiyaran, Wukirsari, Cangkringan kecamatan Sleman provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebuah selogan yang tak hanya selogan tetapi sebuah usaha keras untuk terwujudnya kesejahteraan anggota. Koperai ini berdiri 26 tahun silam tapatnya 17 Januari 1994. KPSM ini merupakan koperasi yang terdampak bencana alam erupsi gunung merapi pada tahun 2010 silam. Dimana sebagian besar asset dan juga modal koperasi ikut musnah saat bencana tersebut melanda, bahkan semua arsip dan kantor KPSM yang berada di lereng gunung merapi menjadi korban keganasan erupsi saat meletusnya gunung merapi.
Pada hari Jumat (18/09/2020) tim yang beranggotakan ; Nuha Rosyida S (Sleman-DIY),M. Yoyok Suhartono (Lamongan-Jatim), Zhahra Kusumawardhani (Magetan-Jatim), Daisy Fandira Pratiwi (Nagwi-Jatim), Maya Wulandari (Salatiga-Jateng), Juniar Citrawati, Niyati Dwi Kurnia (Jateng), Anisa Hidayati (Jateng) merupakan tim reportase dari peserta pelatihan kompetensi bagi pendamping, penyuluh dan pemandu koperasi, dimana materi utama pelatihan tersebut tentang Jurnalistik yang dititik beratkan pada pencarian informasi terkait inovasi koperasi.
Pelatiahan di gelar pada tanggal 17 – 19 September 2020 di Hotel @K Kaliurang kecamatan Sleman, DIY oleh Deputi Bidang SDM dan Deputi Bidang Kelembagaan kementerian Koperasi dan UKM RI. Dengan menghadirkan nara sumber yang kompeten dibidangnya seperti halnya Dimas Tarso Wartawan PIP News DIY, Danitha R Reporter TVOne, Firdaus Putra Direktur ICCI beserta tim. Dengan ini di harapkan peserta mampu menjadi agen informasi inovasi koperasi. Peserta berjumlah total 55 orang terdiri dari 24 perwakilan dari Petugas Penyuluh Koperasi Lapngan (PPKL) Jawa Tengah, 23 perwakilan PPKL Jawa Timur dan 8 perwakilan PPKL DIY.
Dalam reportase kali ini peserta di bagi menjadi 7 tim dengan tujuan koperasi yang berbeda dan dengan model usaha serta jenis koperasi yang berbeda pula yang tersebar di DIY. Pada kesempatan ini kami berkesempatan mengunjugi sekaligus meliput kegiatan usaha KPSM, KPSM merupakan koperasi dengan model usaha peternakan sapi perah dengan model bisnis hulu sampai hilir. Dimana mulai bibit sapi, penyediaan pakan (konsentrat), perawatan kesehatan ternak, pengemasan susu segar dan yogut sampai dengan simpan pinjam bagi anggotanya.
Menajadi sesuatu yang cukup menarik dijadikan pembahasan pada kali ini, yakni semangat dan kerja keras pengurus, pengawas, kayawan dan seluruh anggota pasca bencana erupsi tahun 2010 silam. Mereka dapat bangkit dan membangun koperasi ini menjadi besar seperti saat ini “Dimana KPSM memulai usaha pengolahan susu dengan modal kurang dari 10 ekor sapi dan sekarang menjadi 1.600 ekor” hal ini di sampaikan oleh Yusuf Agustian selaku kepala bagian pengolahan susu KPSM yang kami wawancarai, beliau mendapatkan mandat untuk mewakili pengurus dalam hal kunjungan tim kali ini.
KPSM menerapkan sistim Gadu yakni sebuah sistim dimana koperasi menyediakan indukan kepada anggota, selanjutnya anggota merawat indukan tersebut dan memanfaatkan perahan susunya untuk diambil atau dijual kepada koperasi dengan sistim bagi hasil. Selanjutnya indukan dibiarkan sampai bunting dan melahirkan anak sapi. Anak sapi tersebut dirawat sampai dewasa dan digulirkan pada anggota baru lainya.
Dari jumlah 1.600 ekor sapi yang ada dianggota terdapat sekitar 600 ekor sapi yang produktif karena yang lain sedang masa jeda dikarenakan bunting. Dari sapi yang produktif ini KPSM mampu menghasilkan susu segar sebesanyak 8.100 liter perharinya. Susu hasil setoran anggota selanjutnya setia 2 hari dikrim ke Industri Pengolahan Susu (IPS) Putra Jaya. KPSM mampu mensuplai sekitar 15.000 liter per 2 hari dan mensuplai UKM yang menjadi binaanya atau secara umum. KPSM juga menyediakan hasil olahan susu berbentuk kemasan baik berupa susu segar atau yogut. Para pengunjung dapat langsung datang ke kantor KPSM disana disediakan outlet khusus serta tempat menikmati hasil produksi kemasan susu segar dan yogut dengan merk “Hadi”. “Selain itu juga KPSM bekerjasama dengan anggota dalam usaha kuliner yang bernama Warung Susu Bukit Klangon, menu yang disajikan tentunya menu spesial susu merk Hadi dan berbagai olahan susu lainya serta menyediakan macam-macam menu makanan, lokasinya juga tidak jauh dari kantor KPSM” Ujar Yusuf Agustian kepada tim.
Selanjutnya tim dipandu ke lokasi pembuatan pakan ternak yang lokasinya sekitar ±800 meter dari kantor KPSM. Dengan adanya unit pembuatan pakan ini KPSM mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak anggota sehingga tidak kesulitan dan memenuhi ketersediaan.
Berlanjut mengunjungi lokasi salah satu kelompok peternak sapi perah “Sido Mukti” salah satu kelompok binaan KPSM, dimana tim melihat secara langsung teknik pemeliharaan serta pemerahanya.
Suatu pelajaran yang dapat kita ambil dari KPSM adalah bagaimana dapat memberdayakan anggota dengan potensi dan sumberdaya alam yang ada, serta ketelatenan pengurus dan kepercayaan anggota pasca benacana erupsi melanda sehingga mulai dari nol. Hingga kini dihadapkan pada masa pandemi Covid-19, dimana suatu pola bisnis harus menyesuaikan dengan kondisi.
“KPSM dalam masa pandemi Covid-19 ini juga bekerjasama dengan Gojek untuk dilevery, serta penjualan secara online dengan memanfaatkan sosial media. Alhamdulillah KPSM juga mendapatkan pesanan dari Dinas Koperasi dan Dinas Peternakan untuk mensuplai susu segar yang diperuntukan penanggulangan Covid-19 di masa pandemi. KPSM masa pandemi lebih mengoptimalkan potensi produtifitas susu guna memenuhi kebutuhan pasar yang mengalami peningkatan” tutur Yusuf Agustian.(yos”03”)