Lamongan, kabar1lamongan.com – Menyongsong new normal atau tatanan baru dunia pendidikan di masa pandemi Covid-19, serta menyiapkan proses pembelajaran tatap muka. Pihak Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan mengadakan pertemuan bersama dengan wali murid/santri.
Menurut Kepala Mahad Bahrul Fawaid MAN 1 Lamongan Asman, S.Ag mengatakan pertemuan dengan wali murid ini bertujuan untuk mensosialisasikan serta meminta persetujuan dari wali murid mengenai pembelajaran tatap muka khususnya bagi murid/santri yang tinggal 24 jam di Mahad.
Asman menambahkan dalam pertemuan kali ini adalah wali murid khusus mereka yang memiliki anak didik yang tinggal 24 jam di mahad, sedangkan bagi wali murid MAN secara keseluruhan masih belum dilaksanakan
“Dalam rangka pembelajaran tatap muka madrasah, dimulai hari Senin tanggal 31 Agustus sudah dilakukan simulasi pembelajaran tatap muka. Hari ini kami, mengundang wali santri yang memiliki anak didik tinggal di Mahad 24 jam untuk menyatukan komitmen bersama atas persetujuan proses pembelajaran bisa dilakukan dengan tatap muka khusus bagi santri yang tinggal di Mahad,” terang Asman. Rabu (02/08/2020).
Dalam pertemuan kali ini karena dimasa pandemi Covid-19, pihaknya membagi tiga gelombang sesuai dengan tingkat kelas masing-masing.
“Guna menghindari kerumunan maka di bagi tiga gelombang, Jam 08.00-09.00 bagi wali santri kelas X, Jam 10.00-11.00 bagi wali santri kelas XI serta Jam 13.00-14.00 bagi wali santri kelas XII,” terangnya.
Dijelaskan oleh Asman, hal ini karena banyaknya saran dari wali santri yang menginginkan proses pembelajaran tatap muka diberlakukan. Sehingga pihaknya sengaja mengundang wali santri untuk mencari kesepakatan bersama proses pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Meski demikian, sambung Asman tidak semua wali santri memberikan ijin anaknya untuk bisa tinggal di Mahad. Namun pihaknya memberikan kelonggaran bagi santri yang belum mendapatkan ijin tetap bisa mengikuti proses pembelajaran daring.
“Khusus untuk santri yang belum mendapat ijin tinggal di Mahad, santri tetap bisa mengikuti proses belajar ngaji daring,” ujarnya.
Asman mengatakan pembelajaran di Mahad sendiri menitik beratkan pada hafalan tahfid Al Qur’an bagi santri, sehingga pihaknya berharap program hafalan yang selama ini tidak sampai terganggu.
“Khusus bagi santri yang tinggal di Mahad, dalam kelulusan nanti minimal sudah hafal 5 juz syukur-syukur bisa lebih,” sambungnya.
Melalui kesepakatan bersama wali santri, Asman berharap proses belajar di masa pandemi Covid-19 tidak sampai mengganggu program yang sudah di rencanakan. Sehingga proses tahfid bisa berjalan maksimal sesuai harapan bersama.
“Dengan harapan, bagi santri yang keluar dari Mahad nanti bisa memanfaatkan hafalan Al-Qur’an. Sehingga bisa diterima di universitas negeri dengan program bea siswa penghafal Al-Qur’an,” pungkasnya.(bis)