Batu, Jawa Timur – Kementerian Koperasi dan UKM RI melakukan identifikasi sektor pangan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota Batu. kehadiran tim disambut antusias oleh para pejabat Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu Sasaran identifikasi pangan kali ini di Koperasi Unit Desa (KUD) Bebarengan Anggayuh Tentreme Urip (BATU) yang beralamat di Jl. Diponegoro, Kelurahan Sisir, Kota Batu. KUD Batu merupakan koperasi yang cukup besar dan bergerak dalam sektor pangan khususnya pada olahan susu dari sapi perah.(Kamis,20/08/2020)
Agenda pertama Bertempat di aula KUD Batu yang dihadiri oleh : Muhammad Riza Adha Damanik selaku Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM RI), Rully Nuryanto selaku (Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop & UKM) beserta staf, Bagus Rachman (Asdep Penyuluhan) Jarot Wahyu Wibono (Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUKM), Mas Purnomo Hadi (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur), Sri Kuntariati (Kepala Bidang Koperasi dan UKM Kota Batu), Ismail Hasan (Ketua KUD Batu), beserta Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) Kota Batu dan Kota Malang.
Sebagai pembuka agenda ini dipimpin langsung Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur; Mas Purnomo Hadi, dalam sambutanya beliau mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kesiapan yang telah diberikan Oleh Diskoperindag Kota Batu khususnya untuk KUD Batu, “Kegiatan kali ini bisa dibilang cukup mendadak dan dilaksanakan di hari libur nasional. Namun dengan semangat yang tinggi serta semata mata untuk kemajuan koperasi hal tersebut dapat dilewati” ujar Mas Purnomo Hadi
Sambutan Kedua oleh Ketua KUD Batu; Ismail Hasan, beliau mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Koperasi dan UKM RI serta Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur terkait kunjungannya ke KUD Batu. Beliau juga menjelaskan sedikit mengenai profil tentang KUD Batu, dimana KUD Batu ini bergerak di sektor pangan khususnya pengelolaan susu sapi perah.
KUD Batu berangkat dari kumpulan peternak sehingga tahu persis kebutuhan dari para peternak yang ada di Kota Batu. KUD Batu memiliki anggota sebanyak 2.300 namun tidak semua aktif karena dalam satu tahun peternak yang memiliki 2-3 ekor sapi, mereka akan mengalami masa kering, namun untuk peternak yang memiliki lebih dari 5 ekor dapat terus memiliki proses berkelanjutan dalam satu tahun. Sebuah keinginan besar KUD Batu adalah dapat mencakup semua proses yang berhubungan dengan susu, dari hulu ke hilir dapat diproses secara maksimal. Disamping adanya wahana Wisata Edukasi Susu Batu yang saat ini sedang berkembang.
Dampak pandemi Covid-19 sangat luar biasa terhadap usaha KUD Batu. “meskipun peternak tidak terlalu merasakan imbasnya, namun KUD Batu selaku yang menerima sekaligus mengelola sangat merasakan imbas tersebut”, Terang Ismail Hasan. Ismail Hasan juga berharap dalam kegiatan identifikasi kali ini nantinya bisa memberikan solusi dan alternatif khususnya untuk KUD Batu agar perekonomian anggota meningkat.
Sambutan sekaligus pemaparan agenda identifikasi sektor pangan selanjutnya oleh Deputi Kelembagaan kementerian Koperasi dan UKM RI; Rully Nuryanto Dalam sambutanya menyampaikan terimakasih serta menjelaskan maksud dan tujuan agenda. Dilanjut dengan sharing antara Tim identifikasi kepada KUD Batu.
Sharing informasi tentang potensi KUD Batu secara detail disampaikan oleh Andriyan Sembodo selaku Manajer, Manajer lebih faham detail pelaksanaan di lapangan karena selaku yang bertanggungjawab dalam pengelolaan. Disampaikan oleh Andriyan Sembodo; “Bahwasanya KUD ini adalah Koperasi sektor pangan yang bergerak khusus didalam pengelolaan susu sapi perah. Perlu digaris bawahi bahwa KUD Batu ini sudah mengelola susu sapi perah dalam bentuk produk kemasan yang dinamai “NANDHI”, untuk ijin legalitas susu KUD Batu sudah sangat lengkap bahkan siap bersaing dipasar ritel. Namun sayangnya susu KUD Batu ini adalah produk susu pasteurisasi bukan UHT (Ultra High Temperature) dimana produk ini tidak bisa bertahan lama, hanya bertahan sekitar 20 hari di bawah suhu 40 derajat. Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang menjadikan KUD Batu belum bisa bersaing dengan pasar susu lainnya”. Keinginan dari KUD Batu adalah meningkatkan usaha produk mereka di produk susu UHT”.
Hal ini tentu tidak lepas juga dari dukungan dari beberapa pihak untuk menciptakan suatu produk yang diharapkan seperti yang disebutkan sebelumnya. Beliau juga menjelaskan yang mana pada akhirnya hal tersebut juga memberikan dampak yang baik bagi para peternak dalam meningkatkan perekonomian keluarga serta produk susu tersebut semakin mampu bersaing secara luas. Andriyan Sembodo juga menyebutkan saat ini KUD Subur juga memilki beberapa titik untuk menjual dan mendistribusikan langsung ke konsumen, ada 5 titik di Kota Surabaya dan satu titik di kota Batu, bahkan menjadi wisata edukasi terkait Susu. Kedepanya harapan dari KUD Batu adalah dapat mengakomodir peternak di luar Kota Batu untuk meningkatkan produksi mereka.
“Provinsi Jawa Timur konsumsi susunya sebesar 1.200.000 liter, namun saat ini masih bisa terpenuhi sebesar 800.000 liter. Hal tersebutlah yang mendasari agar KUD Batu ini dapat diberi dukungan dari pihak lain untuk meningkatkan produksinya,” Imbuh dari Mas Purnomo Hadi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur
Selanjutnya tim berkunjung langsung di lokasi usha dan menyaksikan langsung mengenai proses pembuatan susu di Wisata Edukasi Susu Batu. (Yos”03)